LIVE IN GAYAMHARJO
Hai semua..
Selamat datang di blog saya :)
Saya Sienie sekolah di SMA Yos Sudarso Karawang, kelas 12 IPA 1, kali ini akan membagikan sebuah pengalaman, live in Gayamharjo. Oke langsung aja.
Untuk dapat bertahan hidup, seseorang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhhan hidupnya, baik untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbagai macam pekerjaan dilakoni, bagi orang desa kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani, peternak, pedagang dan lain-lain. Berbeda dengan orang-orang yang tinggal di kota, orang kota mencari nafkah dengan bekerja sebagai seorang karyawan, pengusaha dan sebagainya, karena itu anak-anak zaman sekarang tidak pernah merasakan sulitnya hidup di desa. Maka dari itu SMA Yos Sudarso Karawang mengadakan sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat yang dikenal dengan sebutan Live in yaitu kami tinggal bersama keluarga angkat disana dan mengikuti kegiatan keluarga angkat kami.
Kami berangkat dari Karawang kira-kira jam 18.00, lalu sampai di Gayamharjo jam 6.00, kami turun dari bus di gereja paroki, nahh dari gereja yang itu kita naik truk ke gereja selanjutnya yang dipakai untuk penyambutan dan lain-lain, pkoknya tempat kita kumpul kalo ada acara. Ini fotonya...
Di gereja sana, kami disambut oleh orang-orang disana yang sangat ramah. Di gereja ini kami dipertemukan dengan orang tua pamong kami masing- masing, di hari sebelum livein kami udah sengaja pilih 1 temen buat live in jadi 1 rumah ada 2 siswa atau 2 siswi tinggal bersama selama 1 minggu. Saya memilih teman saya yang bernama Uppalidevi untuk tinggal bersama selama 1 minggu disana.
Keadaan lingkungan disana cukup masih desa pada umumnya sih, ada jalan yang udah kena aspal, ada yang belum juga, jalannya naik turun belok belok. Disana banyak yang piara guguk 🐶, karena mayoritas disana juga Katolik ya jadi wajar kalo tiap keluar rumah ketemu guguk, dan gak jarang saya dan Uppali suka kasih nama guguknya. Awalnya ngira disana bakal sejuk mendung terus, ternyata engga. Disana panas juga yaaa sama-sama kayak Karawang la cuman disana anginnya ada yang sejuk. Keadaan masyarakat disana cukup sederhana, rata-rata kerjaannya ada disawah atau berjualan, ada yang jualan gorengan dari daun singkong, daun bayam gitu deh.Ada beberapa tempat wisata disana ada yang namanya desa kerajinan, puncak Mintorogo dan tempat perziarahan rohani Goa Maria Sendang Sriningsih. Bukit Mintorogonya agak jauh jadi kami tidak pergi kesana ini ada foto teman saya yang pergi kesana hehe:)
Saya dan Uppali tinggal didaerah Nggebluk. Orang tua kita ada 3 hehe, maksudnya ada ibu Pur, mas Gatot dan mbak Etha. Mas Gatot dan Mbak Etha itu baru nikah tanggal 9 Juli 2017 *cieee.
Bicara soal pekerjaan mas Gatot kerjanya sebagai satpam disebuah pabrik. Kalo shift pagi perginya sekitar jam 6, kalo shift malam itu jam 9 an kalo gak salah *lupa. Dia perginya naik motor, motornya RX King, tau lah yaaa, kalo gatau search aja HEHE. Rumah yang kami tinggali sudah berbentuk rumah tetap, ada lantainya, tapi bagian dapurnya dan kamar juga itu gak ada lantainya mungkin karena deket tempat masak-masak.
Kalo bicara tentang prinsip hidup mereka sih, waktu pas mau pulang saya dianter sama mas Gatotnya pake motornya begitu juga Uppali, tp Uppali dianter duluan, selama perjalanan ke gereja kami ada ngobrol-ngobrol gitu, terus dia ada bilang
"dek, kamu tau ga kunci sukses itu apa?" kata mas Gatot
jujur saya gapernah mikirin kunci sukses itu apa, hidup jalanin-jalanin aja jadi pas itu saya bilang "emang apa tu mas?"
dia bilang gini "you can if you think you can" yang artinya "kamu bisa jika kamu pikir kamu bisa". Saya pikir ini prinsip hidup dia.
Dari sini saya ambil kalo semua tergantung dari kita sendiri, seperti kalo kita mau belajar, mau berusaha jangan takut gagal. kita bisa kalo dipikiran kita udah ditanamkan "bisa" dengan usaha yang kita lakukan ya, kita pasti bisa. Bisa dibilang pengalaman kami disana cukup banyak, pernah di ceritain juga kesenian disana ada kesenian Jathilan, seni Gendruk.
Perasaan saya selama tinggal disana, saya sedih sekaligus bahagia. Sedihnya kenapa? Saya sedih karena mungkin 1x 2x saya pernah merasa tidak bersyukur dengan apa yang saya miliki, baik itu tempat tinggal, keluarga dll di rumah yang di Karawang, sedangkan disini orang-orang bagaimanapun keadaan mereka, mereka akan tetap berusaha untuk bahagia dengan mensyukuri hidup mereka. Selama tinggal disana saya selalu ditanya "besok mau makan apa dek?" Saya bingung karena yaa saya bukan tipe pemilih kalo soal makanan yang normal-normal aja ikut aja hehe. Kalo bahagianya? Saya bahagia tinggal disana, kami suka makan malam sama-sama, disuruh makan yang banyak dll. Kedekatan dgn keluarga udah kayak keluarga sendiri, rasanya jadi gamau pulang😂.
Perubahan yang akan saya buat dalam prinsip hidup setelah live in ini adalah menjadi orang yang lebih bersyukur dan lebih rajin tentunya. Sebagai tindakan nyata saya akan mensyukuri apa yang saya miliki, lebih rajin dalam setiap pekerjaan yang ada (bikin pr, belajar, dll), lebih menghormati orang yang lebih tua baik dirumah, disekolah maupun ditempat umum.
sekian, THX ALL :)
Terimakasih telah berkunjung ke Blog saya,
Go follow my instagram: sieniecelicia19
Terimakasih Gayamharjo
God Bless Us..
Selamat datang di blog saya :)
Saya Sienie sekolah di SMA Yos Sudarso Karawang, kelas 12 IPA 1, kali ini akan membagikan sebuah pengalaman, live in Gayamharjo. Oke langsung aja.
Untuk dapat bertahan hidup, seseorang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhhan hidupnya, baik untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbagai macam pekerjaan dilakoni, bagi orang desa kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani, peternak, pedagang dan lain-lain. Berbeda dengan orang-orang yang tinggal di kota, orang kota mencari nafkah dengan bekerja sebagai seorang karyawan, pengusaha dan sebagainya, karena itu anak-anak zaman sekarang tidak pernah merasakan sulitnya hidup di desa. Maka dari itu SMA Yos Sudarso Karawang mengadakan sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat yang dikenal dengan sebutan Live in yaitu kami tinggal bersama keluarga angkat disana dan mengikuti kegiatan keluarga angkat kami.
Kami berangkat dari Karawang kira-kira jam 18.00, lalu sampai di Gayamharjo jam 6.00, kami turun dari bus di gereja paroki, nahh dari gereja yang itu kita naik truk ke gereja selanjutnya yang dipakai untuk penyambutan dan lain-lain, pkoknya tempat kita kumpul kalo ada acara. Ini fotonya...
Di gereja sana, kami disambut oleh orang-orang disana yang sangat ramah. Di gereja ini kami dipertemukan dengan orang tua pamong kami masing- masing, di hari sebelum livein kami udah sengaja pilih 1 temen buat live in jadi 1 rumah ada 2 siswa atau 2 siswi tinggal bersama selama 1 minggu. Saya memilih teman saya yang bernama Uppalidevi untuk tinggal bersama selama 1 minggu disana.
![]() |
| ini foto kamiii |
![]() |
| Mas Gatot, saya dan Uppali |
Keadaan lingkungan disana cukup masih desa pada umumnya sih, ada jalan yang udah kena aspal, ada yang belum juga, jalannya naik turun belok belok. Disana banyak yang piara guguk 🐶, karena mayoritas disana juga Katolik ya jadi wajar kalo tiap keluar rumah ketemu guguk, dan gak jarang saya dan Uppali suka kasih nama guguknya. Awalnya ngira disana bakal sejuk mendung terus, ternyata engga. Disana panas juga yaaa sama-sama kayak Karawang la cuman disana anginnya ada yang sejuk. Keadaan masyarakat disana cukup sederhana, rata-rata kerjaannya ada disawah atau berjualan, ada yang jualan gorengan dari daun singkong, daun bayam gitu deh.Ada beberapa tempat wisata disana ada yang namanya desa kerajinan, puncak Mintorogo dan tempat perziarahan rohani Goa Maria Sendang Sriningsih. Bukit Mintorogonya agak jauh jadi kami tidak pergi kesana ini ada foto teman saya yang pergi kesana hehe:)
| disana ada beberapa spot untuk berfoto, ada juga papan tulisan seperti ini |
| Goa Maria Sendang Sriningsih |
Saya dan Uppali tinggal didaerah Nggebluk. Orang tua kita ada 3 hehe, maksudnya ada ibu Pur, mas Gatot dan mbak Etha. Mas Gatot dan Mbak Etha itu baru nikah tanggal 9 Juli 2017 *cieee.
Bicara soal pekerjaan mas Gatot kerjanya sebagai satpam disebuah pabrik. Kalo shift pagi perginya sekitar jam 6, kalo shift malam itu jam 9 an kalo gak salah *lupa. Dia perginya naik motor, motornya RX King, tau lah yaaa, kalo gatau search aja HEHE. Rumah yang kami tinggali sudah berbentuk rumah tetap, ada lantainya, tapi bagian dapurnya dan kamar juga itu gak ada lantainya mungkin karena deket tempat masak-masak.
Kalo bicara tentang prinsip hidup mereka sih, waktu pas mau pulang saya dianter sama mas Gatotnya pake motornya begitu juga Uppali, tp Uppali dianter duluan, selama perjalanan ke gereja kami ada ngobrol-ngobrol gitu, terus dia ada bilang
"dek, kamu tau ga kunci sukses itu apa?" kata mas Gatot
jujur saya gapernah mikirin kunci sukses itu apa, hidup jalanin-jalanin aja jadi pas itu saya bilang "emang apa tu mas?"
dia bilang gini "you can if you think you can" yang artinya "kamu bisa jika kamu pikir kamu bisa". Saya pikir ini prinsip hidup dia.
Dari sini saya ambil kalo semua tergantung dari kita sendiri, seperti kalo kita mau belajar, mau berusaha jangan takut gagal. kita bisa kalo dipikiran kita udah ditanamkan "bisa" dengan usaha yang kita lakukan ya, kita pasti bisa. Bisa dibilang pengalaman kami disana cukup banyak, pernah di ceritain juga kesenian disana ada kesenian Jathilan, seni Gendruk.
![]() |
| seni Gendruk |
Perasaan saya selama tinggal disana, saya sedih sekaligus bahagia. Sedihnya kenapa? Saya sedih karena mungkin 1x 2x saya pernah merasa tidak bersyukur dengan apa yang saya miliki, baik itu tempat tinggal, keluarga dll di rumah yang di Karawang, sedangkan disini orang-orang bagaimanapun keadaan mereka, mereka akan tetap berusaha untuk bahagia dengan mensyukuri hidup mereka. Selama tinggal disana saya selalu ditanya "besok mau makan apa dek?" Saya bingung karena yaa saya bukan tipe pemilih kalo soal makanan yang normal-normal aja ikut aja hehe. Kalo bahagianya? Saya bahagia tinggal disana, kami suka makan malam sama-sama, disuruh makan yang banyak dll. Kedekatan dgn keluarga udah kayak keluarga sendiri, rasanya jadi gamau pulang😂.
Perubahan yang akan saya buat dalam prinsip hidup setelah live in ini adalah menjadi orang yang lebih bersyukur dan lebih rajin tentunya. Sebagai tindakan nyata saya akan mensyukuri apa yang saya miliki, lebih rajin dalam setiap pekerjaan yang ada (bikin pr, belajar, dll), lebih menghormati orang yang lebih tua baik dirumah, disekolah maupun ditempat umum.
sekian, THX ALL :)
Terimakasih telah berkunjung ke Blog saya,
Go follow my instagram: sieniecelicia19
Terimakasih Gayamharjo
God Bless Us..



Komentar
Posting Komentar